Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan

Selasa, 19 Oktober 2010

Kemajuan kesastraan Indonesia

Kesastraan di negara kita merupakan bentuk kesastraan yang masih relatif baru dalam perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan kesastraan di Indonesia harus memberikan pendekatan terhadap metode penyelidikannya. Secara teori, ilmu sastra mempunyai tiga bagian atau cabang yakni teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Teori sastra menyangkut masalah penyelidikan hal yang berhubungan dengan apakah sastra itu, apakah hakikat sastra, dasar-dasar sastra, membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan teori dalam bidang sastra, membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan teori dalam bidang sastra, bermacam-macam gaya, teori komposisi sastra. Sejarah sastra bertugas menyusun perkembangan sastra dari mulai timbulnya hingga perkembangannya yang terakhir. Kritik sastra ialah ilmu sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung menganalis, memberi pertimbangan baik-buruknya karya sastra, bernilai seni atau tidak. Menurut William Henry Hudson "Perkataan kritik (criticism) dalam artinya yang tajam adalah penghakiman (judgement), dan dalam pengertian ini biasanya memberi corak pemakaian kita akan istilah itu, meskipun bila kata itu dipergunakan dalam pengertian yang paling luas. Karena itu kritikus sastra pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki suatu kepandaian khusus dan pendidikan untuk mengerjakan suatu karya seni sastra, atau pekerjaan tersebut memeriksa kebaikan-kebaikan dan cacat-cacatnya dan menyatakan pendapatnya tentang hal itu"

Melalui pemaparan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebuah karya sastra akan bernilai bila melalui beberapa pendekatan tersebut. Secara mendalam sebuah karya sastra akan memberikan dampak tersendiri bagi pembaca dan masyaraakat secara umum. Dampak yang dihasilkan oleh karya sastra dapat berupa bentuk positif maupun negatif. Karya sastra sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dapat membentuk karakter yang ada di masyarakat. Contohnya ketika karya sastra itu dibaca oleh pembaca secara tidak langsung akan dibawa oleh pengarang untuk membentuk pola alur pikiran mereka berdasarkan alur cerita. Tanpa disadari hal ini mempengaruhi pola pikir mereka dalam melihat keadaan sosial di masyarakat Hal ini yang menjadi kehebatan bagi seorang pencipta karya sastra sendiri. Melalui alasan ini, suatu karya sastra Indonesia bukan menjadi karya sastra sembarangan. Karya sastra hendaknya memberikan dampak positif dalam membentuk karakter bangsanya. Kemunculan beberapa karya sastra Indonesia bukan ajang kemunculan semata. Keadaan sosial masyarakat Indonesia yang kurang menentu dapat dijadikan penulis dalam pencarian pemecahan masalah itu. Karya sastra Indonesia muncul karena adanya bentuk keprihatinan penulis terhadap keadaan bangsa dan generasi muda yang dimunculkan dalam bentuk karya sastra. Penggambaran struktur intrinsik ataupun ekstrinsik suatu karya sastra pun memberikan nasehat-nasehat mendalam bagi kalangan masyarakat kita. Penulis sastra memberikan pengakajian mendalam yakni berfikir secara filsafat. Berpikir filfasat yakni penulis memikirkan tentang manfaat karya sastra mereka bagi kehidupan masyarakt Indonesia. Hal ini yang menjadi tugas utama seorang kritikus sastra. Majulah kesastraan Indonesia.


*ide penulisan ini didapatkan penulis ketika membaca buku prinsip-prinsip kritik sastra oleh rachmat djoko pradopo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar