Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan

Rabu, 20 Oktober 2010

Eksistensi Bahasa

Bahasa adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Keberadaan bahasa sangat berarti dalam kehidupan masyakat. Bahasa adalh sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Oleh karena itu, pemahaman sistematika dan penulisan serta komunikasi bahasa yakni bahasa Indonesia, harus diketahui dengan baik. Seperti yang kita ketahui. bahwa keberadaan bahasa sangat menentukan pembentukan kepribadian seorang. Ketika bahasa disampaikan secara kasar, maka seorang anak yang mendengarkan pola perilaku orang dewasa tersebut akan bersifat kasar pula.

Sistem pemerolehan bahasa yang diaalami oleh anak Indonesia, kiranya didapatkan dengan baik di tingkat sekolah. Hal ini penting dilakukan karena bahasa-lah yang membentuk kepribadian mereka. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi semisalnya di perguruan tinggi, kemampan bahasa yang mereka miliki baik secara lisan ataupun tulisan akan mempengaruhi kreatifitas seseorang dalam berkreatifitas di tingkat ini. Kematangan berpikir menjadi bagian yang terbentuk karena pembentukan bahasa secara lisan, semantik, ataupun sintaksis mereka yang baik. Transfer ilmu bahasa menjadi bagian penting bagi setiap insan intelektual yang akan mengembangkan bangsa ini.

Komunikasi yang terjadi melalui bahasa juga sangat menentukan perkembangan sosial di masyarakat. Keberadaan sosial ditentukan oleh komunikasi antara suatu individu dengan individu yang lain atau kelompok sosial. Komunikasi yang baik antara presiden dan masyrakatnya yang terjalin dengan baik membuat negara kita menjadi lebih baik lagi. Apabila komunikasi politik yang ditransferkan melalui bahasa dapat dipahami antar kedua belah pihak maka menimbulkan pemahaman yang tepat antar kedua belah pihak yakni presiden dan masyarakatnya.

Ketika demo yang berlangsung mengenai kekecewaan sekelompok mahasiswa terhadap pemerintah yang terjadi di berbagai kota di Indonesia termasuk Makassar adalah perwujudan dari komunikasi yang tidak tercapai antara kedua belah, baik pihak mahasiswa maupun pemerintah sendiri. Bila pihak pemerintah menyampaikan bahasa yang jelas dan berterima di kalangan mahasiswa maka mahasiswa tidak akan melakukan tindakan demo yang anarkis tersebut. Di pihak lain, penyampaian orasi demo yang anarkis oleh pihak mahasiswa bahkan biasanya menggunakan penyampaian bahasa lisan yang kasar (berdasarkan logat bahasa daerah mereka) menunjukkan kejatuhan citra mahasiswa sendiri sebagai manusia yang berintelektual tinggi. Bangsa kita mungkin sudah mulai jenuh akan keadaan yang terjadi. Keadaan ini semua bisa teratasi bila pihak pemerintah lebih sabar dan mereka menjelaskan kemampuan bahasa lisan dan tertulis mereka secara berterima di masyarakat namun diikuti dengan tindakan yang jelas. Sebaliknya pihak mahasiswa atau kelompok pergerkan sosial lain kiranya lebih sabar menunggu hasil kerja pemerintah disertai bentuk komunikasi bahasa yang tidak kasar atau anarkis(menimbulkan kerugian pada diri kita sendiri) serta tetap mengawasi kinerja pemerintah melalui penyampain program mereka di media massa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar